Accounting Fundamental Concept
Kerangka
kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiridari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat,
fungsi, serta batas- batas dari akuntansikeuangan dan laporan keuangan. Yang
dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan.Sedangkan fundamentals
(kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasaraiakuntansi keuangan,
yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dankeadaan-keadaan
yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, carameringkas
serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan
Konsep-konsep
yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep
lainnyamengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai
referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar
akuntansi keuangan dan pelaporan
Kerangka
konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan
anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan
yang menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan.
Kerangka
kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan
standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan
perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan
mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka konseptual
ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :
1. Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
2. Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan
pertanyaan sebelum ada standar khusus yang mengaturnya.
3. Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan
laporan keuangan
4. Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah
alternative metode akuntansi.
Accounting
Fundamental Concept :
1.
Entity
Concept
Konsep entitas akuntansi dalam
akuntansi keuangan menentukan bahwa akuntansi dikerjakan untuk entitas bisnis
tertentu. Konsep ini menganggap bahwa setiap entitas bisnis merupakan suatu
unit yang terpisah dan pemiliknya dan berbeda dengan entitas lainya. Adanya
pemisahan ini memberikan adanya dasar bagi sistem akuntansi untuk memberikan
informasi mengenai suatu perusahaan, terutama yang berhubungan dengan
pertanggungjawaban keuangan pada pihak-pihak yang membutuhkan. Batas-batas
suatu entitas bukanlah perbatasan yang diciptakan oleh hukum. Walaupun
perusahaan induk dengan perusahaan anaknya merupakan dua badan hukum yang
terpisah akan tetapi keduanya dipandang sebagai satu entitas pelaporan untuk
tujuan akuntansi dan hasil ini bukan merupakan penyimpangan dari konsep
kesatuan akuntansi. Ketika suatu entitas diterapkan, keputusan harus diambil
mengenai begaimanakah entitas itu ditinjau secara teoritis, karena sudut
pandang tersebut akan mempengaruhi penentuan pendapatan, penilaian aktiva,
batasan-batasan pemilikan dan keharusan pengungkapan (disclosure). Pemilikan
entitas yang tepat dan penentuan batasannya tergantung pada tujuan laporan
keuangan dan kepentingan para pemakai informasi keuangan tersebut.
2.
Going
Concern
Standar Akuntansi Keuangan No.1
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, menjelaskan tentang
kesinambungan ini sebagai berikut : “Laporan keuangan biasanya disusun atas
dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya dimasa
depan. Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau
keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar
yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan”. (2004:par23)
Konsep kesinambungan menjelaskan
bahwa suatu entitas akuntansi dipandang akan beroperasi terus untuk merealisasikan
aktivitas-aktivitas usahanya. Asumsi ini mengasumsikan bahwa entitas akuntansi
itu tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu yang dapat diramalkan atau bahwa
entitas tersebut akan berjalan terus untuk peride yang tidak dapat ditentukan.
Dengan demikian laporan keuangan memberikan pandangan sementara mengenai
keadaan perusahaan dan hanya merupakan sebagian dari laporan keuangan yang
berkesinambungan. Konsep kesinambungan membenarkan penilaian aktiva dasar bukan
nilai likuidasi dan membenarkan penggunaan historikal cost untuk beberapa
penilaian serta penerapan penyusutan atau amortisasi untuk aktiva tetap.
Berdasarkan konsep ini maka pelaporan akuntansi tidak dimaksudkan sebagai nilai
dasar perusahaan pada tanggal pelaporan.
3.
Unit Of Measure
Konsep pengukuran dalam nilai mata
uang berpendapat bahwa akuntansi merupakan suatu proses pengukuran dan
penyampaian akuntansi perusahaan yang dapat diukur dengan uang. Secara tidak
langsung konsep ini menyatakan bahwa satuan uang adalah alat yang paling
efektif untuk mengungkapkan pengukuran aktiva dan kewajiban perusahaan serta
perubahan-perubahannya. Namun hal tersebut tidak berarti bahwa informasi non
moneter tidak tercakup dalam sistem akuntansi perusahaan. informasi ini juga
diikut sertakan, tetapi informasi utama dalam laporan keuangan diukur dalam
nilai mata uang agar memberikan dasar penafsiran yang universal bagi pembaca
laporan.
4.
Periodic
Reporting
Konsep periode akuntansi berpendapat
bahwa laporan keuangan yang menggambarkan perubahan kekayaan suatu perusahaan
harus diungkapkan secara berkala. Oleh karena itu aktivitas ekonomi perusahaan
dipecah dalam periode-periode dan dengan penyajian laporan keuangan secara
periodik diharapakan hal tersebut dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan
dalam pengambilan keputusan. Walaupun periode itu bervariasi, namun
Undang-Undang pajak pendapatan, yang menghendaki penentuan pendapatan atas
dasar tahunan dan praktek perniagaan tradisional menyebabkan periode tersebut
biasanya satu tahun.
5.
Concervatism
Untuk menghadapi kejadian-kejadian
dimasa datang yang penuh ketidakpastian dan berbagai resiko, akuntansi
senantiasa berpedoman pada suatu konsep berhati-hati yang dikenal dengan konsep
konservatif. Konsep concervatism merupakan konsep dalam akuntansi yang
konvensional, yang timbul dari ketidakpastian dalam pelaporan keuangan. Konsep
ini menekankan jika terdapat beberapa kemungkinan penilaian untuk suatu
perkiraan, maka untuk perkiraan pendapatan aktiva sebaiknya dipilih alternatif
yang akan menghasilkan nilai paling kecil dan sebaliknya untuk perkiraan
kewajiban dan beban sebaiknya dipilih alternatif yang akan menghasilkan nilai
terbesar. Selain itu konsep ini juga mengandung pengertian bahwa adanya
indikasi timbulnya biaya harus diakui apabila telah disertai bukti yang cukup
mengenai kepastian dari pendapatan tersebut.
6.
Accrual
Basis
Basis Akrual (Accrual Basis) Teknik
basis akrual memiliki fitur pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat
karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa
depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar – benar
diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk
pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Jadi Basis akrual adalah basis
akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat
transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar.
Keunggulan Pencatatan Akuntansi
Secara Accrual Basis :
·
Metode
aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.
·
Beban diakui
saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan
terpercaya.
·
Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi
yang diberikan lebih handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.
·
Banyak
digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan Standar
Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis
akural).
·
Piutang yang
tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung kedalam
estimasi piutang tak tertagih.
·
Setiap
penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun sesuai dengan
transaksi yang terjadi.
·
Adanya
peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima dapat diakui
sebagai pendapatan.
·
Laporan
keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan kebijakan
perusahaan kedepanya.
·
Adanya
pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga dapat
mengurangi risiko kerugian.
KelemahanPencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis :
·
Metode
aacrual basis digunakan untuk pencatatan.
·
Biaya yang
belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga dapat
mengurangi pendapatan perusahaan.
·
Adanya
resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi
pendapatan perusahaan.
·
Dengan
adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
·
Perusahaan
tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan oleh pihak
lain dapat diterima.
7.
Matching
Cost With Revenue
Dalam akuntansi dikenal prinsip
matching concept. Di mana yang dimaksud dari prinsip ini adalah dengan
diakuinya beban bukan pada saat pengeluaran kas telah terjadi atau telah
dibayarkan. Namun, diakui ketika suatu produk atau jasa secara aktual
memberikan kontribusi terhadap pendapatan. “Pendapatan suatu periode harus
dibebani dengan biaya-biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan produk yang
menghasilkan pendapatan tersebut, (Suwardjono, 1986, hlm 116). Hal ini
memungkinkan adanya biaya yang ditangguhkan dan diperlakukan sebagai aset pada
posisi keuangan atau neraca. Meskipun dalam kenyataannya biaya ditangguhkan
tersebut tidak memberikan manfaat ekonomi di masa depan.
“Expenses are defined as costs that
expire as a result of generating revenues,” (Wolk, Francis, Tearney, 1991, hlm.
124). Bahwa beban ditentukan sebagai upaya untuk memperoleh penghasilan atau
pendapatan. Proses pengakuan beban untuk kategori seperti depresiasi, harga
pokok produk atau penjualan, bunga dan biaya ditangguhkan disebut dengan konsep
penandingan ini (matching concept). Konsep matching berimplikasi pada biaya
diakui secara adil dan secara wajar untuk mengakui pendapatan. Dalam menetapkan
laba bersih secara berkala pada dasarnya menyangkut dua masalah yaitu :
pendapatan yang diakui dalam periode tersebut dan biaya-biaya yang timbul
terpakai (beban) yang harus dialokasikan keperiode-periode tersebut. Masalah
yang timbul adalah masalah waktu yaitu kapan pendapatan dan biaya tersebut
ditetapkan karena biaya-biaya tersebut harus dipertemukan dengan pendapatan,
maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan dan
dilaporkan dalam periode diakuinya pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan
ditunda, maka pembebanan biaya akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
8.
Cost Benefit Analysis
Analisis manfaat-biaya merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta
kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan
biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program. Dalam
analisis benefit dan cost perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Analisis ini mempunyai banyak bidang
penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah
dalam bidang investasi. Sesuai dengan denganmaknat ekstualnya yaitu benefit
cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalam perhitungan
tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana dengan
mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai.
Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya
mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya
dalam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan
biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lain penekanan yang digunakan
adalah pada rasio finansial atau keuangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar